Permintaan Ibu - Paragraf Pendek
Tidak ingin ibu kecewa dengan konflik rumah tangga yang kualami. Aku selalu berusaha menutupinya. Demi keutuhan rumah tangga ini. Aku sudah berusaha menuruti apa kemauan istriku, Ayu. Sebenarnya sebagai lelaki normal, aku bisa berbuat kasar pada Ayu. Tapi hal itu tidak kulakukan. Kukubur amarah ini hidup-hidup demi nenanggung malu keluargaku. Terkadang sikap Ayu menjengkelkan. Adakalanya membuat hati dan jantungku tak karuan.
Lebaran kali ini sungguh berbeda. Kampung yang berada di perkampungan nelayan, saat ini sepi akan pengunjung karena takut tertular virus yang mematikan. Aku pulang bersama istri ke kampung halaman. Jauh-jauh hari ibu sudah menunggu kedatangan kami. Kami berkunjung ke rumah sanak keluarga untuk mempererat tali silaturahmi. Pertanyaan demi pertanyaan yang terlontar, cukup membuat telingaku merah. Ayu, belom isi ya Di?
Ayu kembali memainkan perannya sebagai istri. Akupun mengikuti alur ceritanya. Sesudah sarapan pagi, aku dan Ayu dipanggil untuk menemuinya di kamar. Tanpa basa-basi ibu langsung berucap,”Turuti permintaan ibu kali ini ya! Adi dan Ayu berobat dengan Amak Ida. Ibu mau cucu,” menatapku dengan mata berkaca-kaca.
Gabung dalam percakapan